17 Agustus tahun ’45..
Itulah hari kemerdekaan kita,
hari merdeka nusa dan bangsa..
hari lahirnya bangsa Indonesia,
Salam MERDEKA!
Hari ini boleh dikatakan sebagai hari-hari terakhir bulan
Agustus, tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa selama tiga puluh satu hari bulan
Agustus, warga sangat antusias untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus.
Mau bukti? Coba saja keluar rumah, masih banyak yang
pasang bendera kan??
Kalau begitu langsung saja kita intip, bagaimana siswa
Santa Laurensia merayakan hari yang begitu bersejarah ini...
Seperti sekolah lainnya, pukul 7 pagi kami berkumpul di
lapangan sepak bola bersama dengan siswa SD-SMP-SMA, jajaran karyawan, dan
tentu saja para guru. Upacara dibuat heboh oleh barisan pengibar bendera yang
dengan semangatnya menghentakkan kaki sambil bergerak maju untuk mengibarkan
sangsaka merah putih.
Hari senin yang istimewa itu, kami diajak bermain dalam
rangkaian permainan yang telah dimodifikasi oleh OSIS.
Yang pertama, tentunya ada lomba makan kerupuk, tetapi
kali ini kerupuk disiram oleh kecap dan sambal terlebih dahulu. Karena orang Indonesia
perlu sedikit kecap dan sambal dalam semua makanannya.
Dilanjutkan dengan memasukkan pensil ke dalam botol. Dan tentu
saja, ada permainan balap karung dan bakiak. Tetapi yang membuat acara heboh
adalah saat para guru mencoba menangkap balon-balon air yang dilempar dari depan
dalam lomba balon air.
Negri kita ini terkenal akan permainan sepak bola, tetapi
kali ini tidak hanya pertandingan antar 2 tim yang disuguhkan kepada para penonton.
melainkan calon pe-sepakbola negri yang bermain sambil dililit sarung, mereka
semua tampak cuek saat harus mengenakkan sarung, bagi mereka itu bukan
penghalang untuk bermain. Namun semua itu tidak akan menjadi seroton tanpa para
suporter. Tidak hanya dari teman-temannya, wali kelaspun dengan penuh energi
menyemangati para pemain. Pemainpun tidak mau kalah dengan wali kelasnya..
sampai-sampai ada yang sujud sesaat setelah ia berhasil memasukkan bola ke
gawang.
Dan, tidak mungkin OSIS melupakan permainan yang satu
ini,
dimana 2 kelompok yang berdiri saling berhadapan,
dan saat pluit
dibunyikan mulailah mereka mengeluarkan seluruh tenaganya
untuk menarik sebuah
tali tambang.
Hari itu tidak hanya diisi dengan permainan, melalui permainan
kami belajar untuk berjuang, dan kami berusaha untuk mendapatkan apa yang kami
inginkan. Namun diatas semua itu, kami bersatu, bekerja sama, saling bahu-membahu,
dan kami bangkitkan kemerdekaan diantara kami.
Karna, sekali merdeka tetap MERDEKA!
“Membangun negri di atas tanah tradisi.”
photo credits: Aloysius Arno W, Bernard Adhitya, Griselda, Lavinca Suhaimi
photo credits: Aloysius Arno W, Bernard Adhitya, Griselda, Lavinca Suhaimi
Comments
Post a Comment