Skip to main content
Keindahan di Pulau Lain

Oleh : Lavinca Suhaimi XIA2/21
           




Indonesia terkenal akan keberagamannya yang unik dan berbeda-beda. Kali ini, pulau yang akan kita kunjungi adalah pulau Sulawesi tepatnya di Manado. Pulau Manado ini tidak hanya memiliki kekhasan pada tujuan wisatanya seperti Bunaken, namun agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Manado adalah Katolik dan Kristen Protestan. Sejak pertama kali kami menginjakkan kaki di Manado, suasana paskah yang meriah telah tampak dijalan-jalan. Salib-salib kecil ditanamkan di sepanjang jalan dan Gereja yang menjamur mencuri seluruh perhatian kami. Sesaat kami sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, kami diajak untuk berfoto di Patung Yesus terbesar kedua di Asia. Sungguh menakjubkan perbedaan drastis yang ada di Indonesia ini dimana keberagaman daerah hanya terpisah oleh lautan.


Setelah melihat perubahan dari sisi agama, kami semua pergi berjalan menyatu dengan alam. Ketidaktahuan kami akan tujuan perjalanan membuat kami penasaran dan terus berjalan menghadapi medan apapun. Jalur yang kian menanjak dan cuaca yang semakin terik membuat energi kami semakin terkuras habis. Namun, walaupun energi kami mulai habis, kami saling menyemangati satu sama lain dengan candaan, obrolan dan bahkan kebohongan putih yang kembali membangkitkan semangat. Keasrian alam di kota Manado memang sangat indah dan hampir tidada tara. Seluk beluk pedesaan, jalur sempit dan medan yang melelahkan hampir tak terasa ketika kami menginjakkan kaki ke titik balik dari trekking. Perjalanan jauh itu ternyata membawa kami ke puncak gunung Mahawu. Pemandangan yang luar biasa indah mengalahkan terik matahari dan keluhan kami akan lelahnya perjalanan. Memang diluar dugaan kami bisa menaikki gunung tanpa persiapan terlebih dahulu, namun ternyata disitulah letak kebahagiaan dan kepuasan yang kami rasakan ketika menyelesaikan “short-trekking” yang sangat melelahkan.


Selain dari sisi alam, pedesaan di Manado juga sangat ramah. Ketika tiba di desa Kumelembuai, kami semua langsung disambut dengan hangat. Tubuh kami yang lelah kemudian disambut dengan makanan hangat dan suasana desa yang sejuk dan nyaman. Nampaknya, malam itu merupakan malam dimana kami tidur dengan sangat nyenyak mengingat 2 malam sebelumnya kami bermalam di tenda. Di desa ini, kami semua diterima layaknya keluarga. Nampaknya, kota Jakarta tersiar hingga ke pelosok-pelosok daerah dan merupakan sesuatu yang menakjubkan bagi mereka untuk bertemu degan penduduk ataupun berkelana ke kota metropolitan tersebut. Padahal sesungguhnya, Desa Kumelembuai adalah sebuah daerah yang banyak diimpikan oleh orang-orang. Pemandangan yang indah, tempat wisata air terjun, suasana yang sejuk dan hangat, pemukiman yang sudah memadai dan jalan-jalan yang sudah beraspal semua dapat ditemukan di desa Kumelembuai. Sungguh suatu kesempatan berharga bagi kami untuk meluangkan waktu di desa tersebut dan bercengkerama dengan penduduk daerahnya.


Terakhir adalah keindahan kota Manado yang tersohor hingga ke seluruh pelosok, taman laut Bunakan dan pulau Siladen. Laut yang jernih dan indah dapat kita nikmati sesaat sampai di pesisir pantai. Bahkan dari kapal pun kita dapat melihat dasar laut yang dangkal. Pulau Siladen adalah suatu pulau kecil yang sangat bersih dan terawat baik pesisir pantai maupun terumbu karangnya. Pemandangan dari dalam laut maupun diluar tidak terkalahkan lagi. Selama beberapa jam kami berada di tengah laut dan tidak sedikitpun ada rasa bosan. Sungguh suatu keuntungan bagi kami bisa menikmati indahnya alam di Manado.



Comments

Popular posts from this blog

Hai guys ! Apa kabarnya nih setelah liburan? Pasti pada masih mau liburan lagi ya? Sebenarnya, liburan terus juga bosan sih. Apalagi yang liburannya di rumah aja. Balik ke sekolah setelah liburan kayaknya seru deh karena sudah lama nggak ketemu teman-teman yang biasanya selalu meramaikan hari-hari di sekolah.  Biasanya, kalian semua tidak mau kembali ke sekolah lagi setelah liburan karena takut nggak bisa bangun siang lagi, banyak tugas, banyak waktu istirahat yang kesita untuk mengerjakan tugas, dan masih banyak lagi. Pixelens kali ini akan membagikan beberapa tips untuk kalian yang akan kembali ke sekolah supaya hari-hari kalian bisa tetap ceria walaupun tugas numpuk.  Griselda Camera : Canon EOS 60D  F-Ratio : 5.6 Speed : 1/20 ISO : 5000 Tips pertama adalah mencatat semua tugas kalian di agenda pribadi. Kadang, ada beberapa sekolah yang tidak menyediakan agenda. Jadi, solusi yang terbaik adalah menyediakan agenda pribadi sendiri. Kenapa sih harus menulis tu
17 Agustus tahun ’45.. Itulah hari kemerdekaan kita, hari merdeka nusa dan bangsa.. hari lahirnya bangsa Indonesia, Salam MERDEKA! Hari ini boleh dikatakan sebagai hari-hari terakhir bulan Agustus, tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa selama tiga puluh satu hari bulan Agustus, warga sangat antusias untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Mau bukti? Coba saja keluar rumah, masih banyak yang pasang bendera kan?? Kalau begitu langsung saja kita intip, bagaimana siswa Santa Laurensia merayakan hari yang begitu bersejarah ini... Seperti sekolah lainnya, pukul 7 pagi kami berkumpul di lapangan sepak bola bersama dengan siswa SD-SMP-SMA, jajaran karyawan, dan tentu saja para guru. Upacara dibuat heboh oleh barisan pengibar bendera yang dengan semangatnya menghentakkan kaki sambil bergerak maju untuk mengibarkan sangsaka merah putih. Hari senin yang istimewa itu, kami diajak bermain dalam rangkaian permainan yang telah dimodifikasi oleh OS
Nathania Elfreda Camera : Canon EOS 500D F-Ratio : 2.8 Speed : 1/125 ISO : 800 Balakosa, yang artinya kejayaan dan kekuatan dalam bahasa sansekerta. HAI KAWAN, Laurensia Cup kembali hadir menampilkan maskotnya tahun ini, Lutung Kasarung, Timun Emas, dan Gatot Kaca. Dengan pesan yang mengajak kita untuk berfikir dengan imajinatif, BALAKOSA menjadi tema dari Laurensia Cup 2015. Bernard Adhitya K Camera : Nikon D7000 F-Ratio : 5.6 Speed : 1/2000 ISO : 1250 Laurensia Cup yang dimulai pada hari Sabtu, 31 Oktober kemarin, merupakan ajang perlombaan olahraga antar sekolah di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya. Acara yang diadakan setiap dua tahun sekali ini, juga bermanfaat untuk melatih kemampuan berorganisasi, sekaligus mempererat tali persahabatan antar sekolah. Bernard Adhitya K Camera : Nikon D7000 F-Ratio : 5.6 Speed : 1/640 ISO : 1250 Rangkaian acara Laurensia Cup akan ditutup dengan meriah oleh penampilan dar